Jumat, 03 September 2010

Tonsil >> Amandel



Radang tonsil-adenoid, dalam bahasa awam sering disebut amandel, adalah penyakit yang sering ditemukan terutama pada anak-anak.
Secara sederhana, penyakit ini terbagi atas radang tonsil-adenoid akut (mendadak) dan radang tonsil-adenoid kronis (menahun). Selain pembagian itu, masih ada pembagian lain yang tidak saya jelaskan di sini. Tonsil terletak pada kedua lipatan pilar rongga mulut sehingga bila ia membesar kita dapat melihatnya saat membuka mulut lebar di depan
kaca. Sedangkan adenoid terletak pada dinding belakang tengah nasofaring yang di kanan dan kirinya, agak ke atas, terletak muara tuba Eustachius yaitu saluran yang menghubungkan antara telinga tengah dengan nasofaring.
Tonsil membesar maksimal pada anak usia 5-6 tahun, sedangkan adenoid membesar maksimal pada usia 3-4 tahun. Setelah itu mengecil dan biasanya hilang sama sekali setelah usia anak mencapai 12-14 tahun.
Dengan demikian, setelah usia pubertas, adenoid sudah tidak ditemukan.  Tonsil dan adenoid merupakan jaringan limfoid yang pada keadaan normal berperan membantu sistem imunitas, tetapi bila telah terjadi infeksi kronis maka akan terjadi pengikisan dan fibrosis dari jaringan
limfoid. Dan pada penyembuhan jaringan limfoid tersebut akan diganti oleh jaringan parut yang tidak berguna.
Bila infeksi berlangsung terus-menerus maka perubahan jaringan limfoid menjadi jaringan parut pun akan makin banyak dan berlangsung terus-menerus pula sehingga pada akhirnya seluruh tonsil akan berubah menjadi jaringan parut sehingga akibatnya tidak ada lagi berfungsi.
Bahkan justru tonsil-adenoid itu sendiri akan menjadi fokus infeksi yang secara periodik dapat menyebarkan bakteri berbahaya bagi tubuh secara keseluruhan. Penyebab yang tersering dari radang tonsil-adenoid akut adalah bakteri berbentuk kokus (lebih dari 50 persen) dan sisanya adalah infeksi virus. Sedangkan penyebab radang tonsil-adenoid kronis selain bakteri berbentuk kokus juga dapat ditemukan bakteri lain yaitu golongan gram negatif.
Cara penularan infeksi tonsil-adenoid akut pada seseorang dapat terjadi langsung melalui percikan ludah (droplet infection) yang mengandung bakteri dari orang lain yang sedang menderita radang tonsil. Pada anak, karena imunitas tubuhnya belum sempurna, maka bila
ia telah tertular radang tonsil maka selanjutnya penyakitnya cenderung untuk kambuh dan menjadi kronis.
Radang tonsil-adenoid kronis merupakan kelanjutan dari radang tonsil-adenoid akut. Beberapa faktor kecenderungan pada anak yang dapat menimbulkan radang tonsil-adenoid kronis adalah pengobatan radang tonsil-adenoid akut yang tidak tuntas, rangsangan berupa iritasi kronis dari asap rokok, iritasi kronis dari makanan (pedas, minyak goreng yang sudah rusak dan es), pengaruh cuaca dan pergantian musim, suhu udara ruangan yang terlampau dingin dan kebersihan rongga mulut yang buruk.

Gejala
 Gejala radang tonsil-adenoid akut adalah rasa nyeri pada saat menelan bahkan kadang-kadang rasa nyeri tersebut terasa sampai di telinga (otalgia). Pada anak kecil mungkin ia akan menjadi rewel, tidak mau makan, mengeluh telinganya sakit bahkan sering disertai
pembengkakan dan nyeri tekan pada kelenjar getah bening yang terletak pada perbatasan antara dagu-leher. Gejala lainnya adalah rasa lesu, nyeri sendi, demam yang cukup tinggi. Pada anak suhu tubuh dapat mencapai 40o C.
Gejala dari radang tonsil-adenoid kronis adalah rasa mengganjal atau rasa kering di tenggorok, tidur mendengkur, kesulitan bernapas dan napas kadang berbunyi akibat pembesaran adenoid serta bau mulut menjadi tidak segar. Pada keadaan di mana terjadi kekambuhan pada radang tonsil-adenoid kronis maka gejala yang timbul merupakan
gabungan kedua gejala di atas.
Kedua bentuk radang di atas dapat menyebabkan komplikasi cukup serius, dimulai pada organ yang letaknya dekat dengan tonsil itu sendiri sampai pada organ yang letaknya jauh dari tonsil dengan cara mengikuti aliran darah (hematogen) atau getah bening.Komplikasi dapat berupa timbulnya nanah pada peritonsil, abses parafaring, radang telinga tengah akut, radang telinga tengah kronis (congekan), radang sinus paranasal (sinusitis), radang bronchus paru (bronkhitis) , radang ginjal (glomerulonefritis) , radang otot jantung (miokarditis) dan radang sendi (arthritis).
Pengobatan radang tonsil-adenoid akut berupa pemberian antibiotik, penurun panas, vitamin, serta terapi penunjang lain sesuai indikasi dan jangan lupa istirahat yang cukup. Pada keadaan ini anak sebaiknya dijaga agar tidak terlalu banyak beraktivitas, selain untuk
mempercepat penyembuhan juga mengurangi risiko menularkan penyakitnya pada adik, saudara atau temannya.
 Tidak semua radang tonsil-adenoid kronis harus dioperasi. Biasanya operasi pengangkatan tonsil-adenoid baru dilakukan bila pada kontrol lanjutan terdapat kecurigaan mengarah timbulnya komplikasi berbahaya.  Pada keadaan di mana terdapat radang tonsil-adenoid kronis berulang lebih dari 6 kali per tahun selama dua tahun berturut-turut, radang
tonsil-adenoid kronis dengan komplikasi (sebagaimana diuraikan di atas), maka operasi sangat dianjurkan dengan tujuan mempercepat penyembuhan penyakit dan mengurangi risiko timbulnya komplikasi yang lebih berat.
Dalam menentukan waktu operasi yang tepat, dokter spesialis THT akan bekerja sama dengan dokter spesialis anak. Beberapa pedoman yang dapat dipakai dalam menentukan waktu operasi adalah: infeksinya telah reda atau anak bebas demam paling sedikit lima hari, hasil pemeriksaan darah tepi dalam batas normal, fungsi pembekuan serta masa perdarahan
normal serta fungsi jantung-paru normal.
Sebenarnya komplikasi radang tonsil-adenoid pada anak dapat dicegah dengan memperhatikan gizi anak, kebersihan anak dan menjauhkan anak dari hal-hal yang berbahaya seperti asap rokok. Satu hal yang sebaiknya dilakukan adalah segera konsultasikan ke dokter bila anak Anda sakit.

2 komentar: