Minggu, 20 Februari 2011

Mutiara Yang Hilang

Senja yang gerimis, aroma dingin merasuki kulit. Langit yang slalu berlindung dibalik awan membuat matahari semakin pergi meninggalkan siang. Tiupan angin yang berhembus disela-sela pepohonan.  Dan Jalan-jalan yang dialiri air hujan. Tiba-tiba ada suara wanita paruh baya yang membuyarkan lamunan seorang yang berdiri di balkon rumah.
“riz, ngapain kamu duduk diteras, nanti kedinginan kamu sakit, ayo masuk kedalam!!!”
“nggak mah, aku mau disini aja melihat hujan.”
“o… ya sudah, jangan lama-lama diluarnya nanti kamu sakit.”
“iya mah.”
Gerimis yang tak kunjang reda, membuat  lamunan yang hilang kembali muncul. Bayang-bayang yang slalu ada bermain difikirannya. sosok yang dilihatnya ditoko buku sewaktu dia pulang kuliah.  Saat itu toko buku yang  tak seramai biasanya dia melihat seorang gadis berkerudung biru yang membuat hatinya berdesir, bukan karena kecantikan parasnya, tapi sesuatu yang tidak diketahuinya.  Berkali-kali  dia mencoba menghilangkan bayangan sosok itu berkali-kali juga sosok itu kembali lagi.
Malam itu, Suara music yang bervolume tinggi memecahkan kesunyian malam. Suara air dikamar mandi seperti banjir. Setelah itu seseorang keluar dari kamar mandi dan menghampiri handphone nya yang berdering. Sembari membaca sms yang diterimanya dari seorang temannya yang mengajaknya jalan-jalan. Beberapa saat setelah dia memakai pakaian rapi lalu menuju meja makan. Seperti biasa yang makan dirumah itu hanyalah sendiri. Dan terdengar suara wanita yang menjadi pembantu dirumah itu.
“ Rizky tadi ibu bilang katanya ada keperluan diluar kota, dan akan pulang beberapa hari lagi, baru saja berangkat 15 menit yang lalu.”
“ iya bi, tolong bikinin jus dong!!!”
Seperti biasa dia hanya cuek mengetahui mamahnya pergi, yang penting baginya kebutuhannya terpenuhi. Namun jauh dalam hatinya dia sangat memerlukan sosok orang tua. Beberapa saat kemudian meja makan itu kosong dan dia langsung mengambil jaket dan helm nya, seketika itu juga dia langsung menyusuri jalanan komplek dan jalan raya dengan kecepatan tinggi. Lampu-lampu yang bertebaran disepanjang jalan membuat malam itu semakin berwarna. Dinginnya malam tak menghalaginya untuk menyusuri jalan, untuk berkumpul dengan teman-temanya.
 Sesampainya  disebuah kafe Rizky langsung memarkir motornya. Dan langsung masuk kedalam dan menemui teman-temannya yang telah berkumpul. Rizky memang sering menghabiskan malamnya dengan teman-temannya, karena dia selalu kesepian dirumah. Apalagi setelah dia putus dari Nadia, cerita yang telah dirajut lama yang terputus karena masalah kecil yang menjadi besar. Hal itu membuat nya semakin kesepian dan makin terlarut dalam dunia malam.
Setelah berjam-jam mereka bercanda dan makan-makan cemilan dikafe itu, kumpulan anak  muda itu berpindah tempat ke sebuah tempat hiburan malam. Jalan-jalan seperti milik mereka, dengan seenaknya mereka mengendarai motor mereka. Memang pada saat itu ada yang beda Rizky tidak membonceng  seorang wanita seperti biasanya. Dan beberapa saat kemudian mereka sampai di sebuah tempat hiburan malam.
Tak terasa malam semakin larut dan mereka pun dalam keadaan setengah sadar. Dengan mata yang tidak begitu jelas melihat jam tangan nya ternyata waktu sudah menunjuk kan jam 3 pagi. Rizky pun segera meninggalkan tempat hiburan itu, dan mengendarai  motornya dengan kecepatan tinggi. Walaupun tidak terkendali dalam mengendalikan motornya, namun ternyata sampai juga dengan selamat. Dengan seperti orang gila dia menggedor pintu rumahnya dan membuat pembantu rumahnya terbangun. Dan dengan terjatuh beberapa kali dia menuju kamarnya.
Saat terlelap dia masuk dalam sebuah mimpi, dan masuk kesebuah desa yang dipenuhi hutan setelah dia memasuki hutan yang penuh rintangan dia lalu keluar dari sisi lain hutan itu dan melihat  sungai yang mengalir dan jernih. dia melihat sosok perempuan yang memberikan anak bayinya kepada perempuan lain. Dengan air mata yang mengalir. Lalu dia tenggelam kedalam sungai.
Sinar matahari pagi menyinari  kamar  melalui sela-sela gorden kamar itu, yang didalamnya masih tertidur seorang laki-laki. Dering handphone nya membangun kan laki-laki itu. Dan dia membuka sms dari temannya yang mengingatkan nya bahwa ada jam kuliah hari itu. Beberapa lamanya dia termenung sebelum melepaskan diri dari tempat tidur. Masih terpikir dalam benaknya mimpi yang menghampirinya dini hari itu. Dan dia merasa tidak asing dengan sosok perempuan yang memberikan bayi kepada perempuan lain itu. Setelah beberapa saat dia termenung , lalu dengan cepat dia langsung  mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Sambil mandi dia masih teringat dengan mimpi yang dialaminya tadi malam.
Setelah selesai mandi dia langsung berpakaian seadanya dan membereskan berkas kuliahnya kedalam tas nya, setelah merasa tidak ada yang ketinggalan dia pun keluar dari kamarnya, lalu ada suara dari dapurnya. “Rizky sarapannya sudah siap”. Dan dia pun langsung menuju meja makan dan dengan tergesa-gesa menghabiskan sarapannya, karena hari itu dia bangun kesiangan lagi. Setelah menghabiskan nasi goreng dan jusnya, dia lalu menghampiri mobilnya yang telah bersih.  Lalu membawanya melaju jalan raya, dan untungnya pada hari itu dia tidak terjebak macet.
Sesampainya diparkiran kampus, dia bertemu dengan Rio temannya. Dan memarkir mobil bersebelahan. Mereka bersandar dimobilnya dan berbincang-bincang sebentar. Beberapa saat kemudian  mereka berdua menuju ruangan dan sekitar beberapa menit mereka berada dalam ruangan kuliah dosen nya pun masuk. Saat dosen memberikan materi entah kenapa pikiran Rizky slalu melayang kemana-mana dan merasa waktu berjalan lambat dan ruangan terasa membosankan. Hingga saat jam kuliah berakhir dia langsung berfikir untuk pulang.
Namun, saat dia mau membuka mobilnya, ada suara Rio yang memanggil-manggilnya, dan member tahukan bahwa mereka berdua  dipanggil Pak Muammar, dan diperintahkan untuk meenemuinya diruangannya. Dengan setengah malas Rizky pun ikut dengan Rio ke ruangan Pak Muammar. Setelah Sampai diruangan pak Muammar, mereka berdua mengetuk pintu dan mengucapkan permisi. Lalu Pak Muammar mempersilahkan mereka duduk di sofa.
Beberapa saat hening suasana ruangan itu, mereka berdua masih bingung mengapa dipanggil keruangan itu. Sementara Pak Muammar masih berdiri didepan lemari, dan membuka-buka map yang berisi berkas-berkas data mahasiswa. Setelah hening yang membosankan lalu Pak Muammar pun membuka pembicaraan.
“Kalian tau mengapa kalian dipanggil kesini??”
Dengan menggelengkan kepala meraka berdua kompak menjawab,
“Tidak tau Pak.”
“Kalian itu dipanggil kesini karena ada pembagian tugas bagi mahasiswa, dan kalian berdua mendapat tugas untuk penelitian tentang potensi alam diwilayah desa Jambu Merah di Jawa Barat.”
“wahh….  Jauh banget Pak tempatnya, sejak kapan kami mulai kesana pak”
“Kalian ketempat itu mulai hari Rabu minggu depan, dan kalian berdua disana sekitar satu bulan. Jadi Persiapkan lah segala sesuatunya mulai dari hari ini”
“Baiklah Pak, kami berdua permisi dulu. Selamat siang Pak.”
“Selamat siang”
Setelah  mendengar tugas yang diberikan Pak Muammar, ada sesuatu yang berdesir didalam perasaan Rizky, entah apakah itu, dia sendiri pun tak tau. Sepulang dari kampus Rizky mampir dulu disebuah kafe untuk menenangkan diri, dan menikmati secangkir minuman mocca. Setelah beberapa lama dikafe dia pun pulang dan menyusuri jalan sambil mendengarkan  house music, dimobilnya.  Meskipun sempat terjebak macet beberapa menit , tapi akhirnya dia sampai juga kerumahnya. Dengan rasa letih Rizky langsung menuju kamarnya dan  melepaskan diri ketempat tidur. Lalu tertidur  hingga sore hari.
Tidak terasa hari-hari berlalu,Rizky dan Rio harus melaksanakan tugas dari Pak Muammar.  Dan mereka memulai perjalanan jam 10 pagi dari kampus mereka, setelah diberikan pengarahan oleh Pak Muammar.  Disepanjang perjalanan mereka hanya bercanda dan ditemani house music, dengan camilan kacang dan keripik.  Sekitar 5 jam perjalanan mereka sampai ke desa Jambu Merah pada saat memasuki wilayah desa Jambu Merah Rizky tiba-tiba menghentikan laju mobilnya. Dan Rio pun bingung dengan kejadian itu. Rizky hanya terdiam saja. Saat itu dia melihat gadis berkerudung biru yang dia lihat disebuah toko buku.  Yang saat itu melintas didepannya dengan menggunakan motor matic dan berpakaian jubah hijau dengan kerudung putih. Karena Rio Merasa kebingungan dengan sikap Rizky, dia pun membuka mulutnya.
“Riz, kenapa sih kok loe tiba-tiba berhenti. Lagi pusing ya??”
“nggak apa-apa kok. Iya nih pusing kepala gw.”
“Sini deh, biar gw aj yang bawa mobilnya, loe tiduran aja.”
“oke deh. Thanks sob.”
Selama Sisa perjalanan Rizky mencoba memejamkan mata, namun bayangan gadis yang dulu muncul kini mulai bermain lagi didalam fikirannya. Entah mengapa hatinya berdesir  saat melihat gadis itu. Dan dia merasa mengenal  gadis itu.
Akhirnya … mereka berdua pun sampai didesa Jambu Merah mereka menuju balai desa dan disambut oleh Lurah dan warga masyarakat tersebut. Setelah itu mereka berdua berbincang-bincang tentang tugas mereka dan tujuan mereka datang kedesa itu. Yang sudah diberi tahukan oleh Pak Muammar kepada Lurah desa tersebut. Tiba-tiba pak lurah pun memanggil seorang wanita paruh baya dan memintanya mengeluarkan kue dan minuman kepada dua tamu mereka. Lalu wanita itu pun berkata.
“Anu Pak Lurah, tadi kuenya lagi dibelikan non Zahra, kepasar”
“Apa Zahranya belum datang juga??”
“Nah itu dia Zahra sudah datang Pak Lurah, sebentar disiapkan dulu kuenya”
“iya, ayo cepat tamunya sudah lama disini.”
Lalu dengan cepatnya Rio langsung berkata kepada Pak Lurah. “Tidak Usah Repot-repot pak kami sudah kenyang kok.” ……. Padahal perutnya Rio merasa lapar. Lalu Rizky pun berbisik pada Rio. “nggak usah sok sopan deh loe. Sebenernya loe pasti laper kan, Cuma jaga sikap aja didepan pak lurah. Hehe”
Lalu Pak lurah Pun berkata “Tidak apa-apa nak kalian kan sudah jauh-jauh datang kesini, nah.. itu dia Zahra datang membawa makanan”
 Saat itu juga Rizky langsung terdiam, karena saat itu dia melihat gadis yang menjadi misteri dalam kehidupannya akhir-akhir ini. setelah itu Pak Lurah dan mereka berdua memakan kue dan meminum teh. Sambil makan Pak Lurah lebih banyak berbincang dengan Rio. Karena pikiran Rizky yang terbang dihinggapi bayangan gadis itu, dalam rasa kebingungan.
Setelah itu mereka diperkenalkan dengan Yusuf anak kiyai Khalid pemilik Pondok Pesantren Al - Furqon Dan mereka berdua akan tinggal dirumah pak kiyai Khalid selama didesa itu. Dan setelah itu mereka berpamitan dengan Pak Lurah lalu menuju rumah yusuf.
Pada sore itu, sehabis mandi dengan air yang segar dan jernih, Yusup mengajak Rio dan Rizky jalan-jalan mengelilingi desa. Dengan berjalan kaki menyusuri pinggiran sungai dan sawah yang luas. Mereka berdua pun mulai berkenelan dengan warga setempat dan mulai merencanakan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.
Malam yang sunyi dan dingin . Malam itu mereka dikenalkan dengan kiyai Khalid dan para santri dipondok itu. Setelah para jamaah bubar dan kiyai Khalid ada urusan, Rio dan Rizky duduk diteras mesjid. Lalu Rio membuka pembicaraan dengan Rizky.
“Eh… Riz kita disini lama-lama jadi orang alim deh, hehe…… Untung aja gw masih inget cara sholat”
“iya ya… kan kita jarang sholat, disini kan pesantren jadi masa sih kita seperti biasa, beradaptasi donk”
“o..ya biasanya kan kita jam segini pada nongkrong trus clubbing. Kalo disini ngantuk gw, sepi amat ni tempat. Ya udah gw tidur dulu ya”
“Tidur aja loe sana, gw masih mau liat bintang disini, kan jarang bisa liat bintang”
Beberapa saat setelah Rio pergi, yusuf datang menghampiri Rizky. Lalu dengan penuh rasa penasaran Rizky menanyakan tentang wanita yang menjadi misteri akhir-akhir ini dalam hidupnya, yang dipanggil Zahra oleh Pak Lurah. Dan ternyata dari cerita yusuf, gadis itu bernama Zahratu Shita, yang merupakan anak pertama kiyai Khalid atau kakak Yusuf. Yang baru lulus ponpes Darul Qur’an dan mengajar diponpes milik Kiyai Khalid.
Waktu pun berlalu dan dua mahasiswa itu telah melaksanakan berbagai kegiatan didesa itu. Dan Rizky pun sudah mengenal Zahra dan keluarga ponpes Al – Furqon serta masyarakat desa itu pun akrab dengan mereka. 
Hingga suatu malam Rio,Rizky dan Yusuf dalam perjalanan pulang dari Bogor, menggunakan mobil Rizky, menuju desa Jambu Merah. Mereka menerima tugas yang diperintahkan Pak Lurah. Sepanjang perjalanan pulang Rizky dan Rio bergantian mengendarai mobil. Saat itu suasana memang sangat mengantuk dan mereka bertiga sudah sangat kelelahan. Meskipun jam baru menunjukkan pukul  22:30. Saat itu Rio dan Yusuf duduk dikursi belakang dan mulai ketiduran, sedangkan  Rizky yang juga dalam keadaan mengantuk mengendarai mobil. Hingga kejadian tak terduga pun terjadi. Mobil yang ditumpangi mereka bertiga menabrak pengendara motor dari arah berlawanan. Rizky yang langsung mengerem mobil dengan mendadak membuat mobil terpental dan saat itu Rizky dan Rio tak sadarkan diri dan penuh luka. Sementara Yusuf  yang masih sadar dan hanya luka ringan menelpon ayahnya agar meminta pertolongan warga. Dan yang membuat Yusuf kaget adalah ternyata pengendara motor yang mereka tabrak adalah Zahra kakaknya sendiri.
Saat itu Zahra yang ingin keterminal menjemput  temannya yang baru sampai dan ingin menginap diponpes kiyai Khalid. Sekitar beberapa menit kemudian kiyai Khalid dan rombongan warga datang membawa mobil Pak Lurah dan Membawa korban kecelakaan ke Rumah Sakit Amanah, karena itu Rumah Sakit terdekat.  Pada saat itu juga Yusuf membuka handphone Rio dan Rizky untuk mencari nomor handphone orang tua mereka, lalu menghubunginya.
 Pada saat itu Mama Rizky Baru pulang kerumah. Dan langsung kaget menerima telpon yang mengabarkan bahwa Rio dan Rizky kecelakaan. Dan saat itu juga Mama Rizky langsung menuju RS Amanah. Hampir subuh Mama Rizky baru sampai ke Rumah Sakit itu.
Sementara itu Rizky dan Rio sudah sadar karna merasa bersalah Rizky langsung meminta maaf kepada Rio dan Yusuf atas kejadian itu. Rizky yang saat itu masih penuh perban dan memakai infus, langsung minta antar Yusuf Keruangan Zahra dirawat menggunakan kursi roda. Dan ternyata Zahra belum sadar. Pada saat itu lah Rizky menangis penuh sesal dan maaf kepada Zahra. Namun kiyai Khalid Berusaha menenangkannya dan mengatakan bahwa itu sudah menjadi takdir allah.
Saat itu bukan hanya Rasa maaf yang dirasakan Rizky namun juga perasaan yang baru disadarinya, bahwa dia mencintai Zahra dan takut kehilangannya. Namun dia sadar kehidupannya berbeda dengan Zahra, dia merupakan orang yang suka clubbing sebelum tinggal diponpes, sedangkan Zahra merupakan gadis baik-baik, anak kiyai. Namun didalam hatinya yang terdalam dia akan berubah menjadi lebih baik dan belajar mendalami ilmu agama. Bahkan dia berniat untuk tinggal diponpes, karena kuliahnya yang hampir selesai. Saat itu memecah keheningan Mama Rizky datang dan memeluk anaknya.
Namun… Semua berubah tegang dan mengharukan ketika Mama Zahra masuk ruangan itu, Mama Rizky dan Mama Zahra saling tercengang dan spontan Mama Rizky menyebut “Raihana???”. Yang merupakan nama mama Zahra, yang kemudian membalas dengan kata, “ka..ka..kamu Nayla??”.
Dan mereka berdua pun saling berpelukan. Semua orang diruangan itu penuh dengan tanda Tanya…
Dan pada saat itu Zahra sadar, lalu semua  yang berada diruangan itu mengucapkan “Alhamdulillah”.
Dan pada saat itu orang-orang bertanya tentang apa hubungan antara Bu Raihana dan Bu Nayla, yang sepertinya sudah sangat mengenal. Dan Bu Nayla pun meminta agar semua yang ada dalam ruangan itu tenang, terutama Zahra dan Rizky. Lalu Bu Nayla Pun mulai bercerita. Dahulu pada saat SMA, Bu Nayla dan Bu Raihana adalah sahabat yang tak terpisahkan sejak SMP. 
Dan Pada saat lulus sekolahBu Raihana menikah dengan seorang pemuda lulusan Pondok Pesantren Gontor  yang bernama Khalid. Sedangkan Bu Nayla memili kuliah dan saat itu berpacaran dengan seorang lelaki, yang kemuadian Bu Nayla hamil diluar nikah, sedangkan pemuda itu tidak mau bertanggung jawab. Lalu untuk menyembunyikan aib, setelah melahirkan seorang anak perempuan, anak itu diberikan kepada Bu Rihana. Yang saat itu belum dikaruniai anak setelah menikah beberapa tahun. Dan kemudian Bu Nayla pergi Ke luar negri untuk melanjutkan kuliahnya, kemudian menikah dengan taman kampusnya  dari kalimantan yang menjadi ayahnya Rizky.
Lalu dengan spontan Zahra memanggil Bu Nayla lalu menyebutnya Mama. Dan Bu Nayla pun memeluk Zahra penuh rasa bahagia. Dan Bu Raihana sambil menangis berkata kepada Bu Nayla.
“Nay… apa kamu akan mengambil anak mu kembali??? Aku sudah sangat menyayanginya seperti anak ku sendiri.”
“Tidak ray… aku akan tetap membiarkan nya tinggal bersamamu, aku hanya ingin member tahu identitas sebenarnya agar dia jelas, karna dia anak perempuan harus tau siapa orang tua kandungnya.”
Dan pada saat itu Azan subuh pun berkumandang. Dan semua yang ada diruangan itu menuju musola rumah sakit. Sementara Rizky diantar keruangan kamarnya, karna kakinya masih patah tulang.
Dengan hati yang campur aduk, Rizky yang baru menyadari rasa cintanya itu, dia langsung merasakan hati yang remuk dan galau. Karena mengetahui orang yang dia cintai adalah kakaknya sendiri yang berjarak satu tahun dengan nya.




Cerpen Ini sudah Lama q buat, tapi setiap kali membuat cerpen dan puisi aku sering tidak Percaya Diri mempublikasikannya...... masih banyak cerpen dan puisi yang hanya ku simpan dinotebook ku,
ku coba satu per satu memposting nya ke BLOG ku ini.
Ku Mohon Bila ada yang baca cerpen  ku ini. kasih koment ya. biar ku tau kekurangan dari tulisan ku,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar