Minggu, 11 April 2010

Rematik

Tulang rasanya rontok, badan kaku dan persendian terasa nyeri. Hawa sejuk yang seharusnya menyenangkan, membuat tubuh terasa dihujani paku. Duh tersiksa sekali rasanya mengidap rematik. Banyak orang yang mengira rematik adalah penyakit orang tua. Itu benar, tapi tidak terlalu tepat. Penyakit ini memang sering ditemui pada mereka yang berusia diatas 50 tahun, tetapi tidak sedikit pula yang menghinggapi remaja atau dewasa muda.

Rematik merupakan bagian dari penyakit radang sendi atau artitis. Penyakit ini banyak sekali ragamnya, mencapai lebih dari 100 jenis, dengan penyebab dan gejala yang hampir sama. Ada yang disebut osteoartitis dan polimialga rematik yang banyak mengenai orang yang berusia 40 tahun keatas. Lalu ada pula yang disebut artitis rematoid (rheumatoid arthitis) yang menyerang kelompok usia 20-50 tahun, terutama perempuan.

Pengikisan tulang rawan
Penyebab rematik sangat bervariasi tapi umumnya karena masalah otoimun (aoutoimune) dimana sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang jaringan persendian. Akibatnya tulang rawan disekitar sendi menipis. Sebagai gantinya terbentuklah tulang baru. Disaat tubuh bergerak, tulang-tulang dipersendian bersinggungan. Inilah yang memicu rasa sakit dan nyeri yang hebat.

Gejala-gejala
1.Osteoartitis
a)Nyeri pada persendian setelah beraktivitas
b)Nyeri terasa saat terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin
c)Terjadi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi
d)Sendi terlihat kemerahan dan berasa panas
2.Artritus rematoid
a)Sendi terasa kaku di pagi hari
b)Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
c)Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
d)Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik disiang hari
Faktor usia
Selain otoimun, rematik dipicu oleh faktor pertambahan usia. Setiap persendian tulang memiliki lapisan pelindung sendi yang menghalangi terjadinya gesekan antara tulang. Dan didalam sendi terdapat cairan yang berfungsi sebagai pelumas sehingga tulang dapat digerakkan dengan leluasa. Pada mereka yang sudah berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat digerakkan.

Konsumsi lemak berlebihan
Radang sendi atau rematik tidak muncul seketika. Prosesnya bertahap dan bila sudah terkena biasanya mengendap menjadi kronis. Resiko mengidap rematik cukup besar pada mereka yang sehari-hari berpola hidup tak sehat seperti menyukai makanan berlemak, terutama lemak hewani. Didalam tubuh zat lemak hewani berubah menjadi zat eicosanoid. Dalam jumlah terbatas, zat ini sangat dibutuhkan tubuh, namun bila kadarnya melebihi batas normal malah bisa menyebabkan radang pada persendian.

Kegemukan dan Cidera
Radang sendi bisa juga bermula dari tubuh yang kegemukan. Berat badan yang berlebihan memberikan beban yang besar pada tulang sehingga mempengaruhi kesehatan sendi. Cidera otot maupun sendi yang dialami sewaktu berolahraga atau lantaran aktivitas fisik yang terlalu berat, bisa pula mengundang rematik. Karena itu, sebelum berolahraga sangat dianjurkan melakukan pemanasan yang bertujuan melenturkan otot dan sendi sehingga cidera dapat dihindarkan.

Pain Killer
Rematik sulit disembuhkan. Obat yang ada umumnya berfungsi sebagai pain killer atau pembunuh rasa sakit dengan daya kerja bersifat sementara. Bukan benar-benar mengusir penyakit. Pain killer tergolong obat non steroid antiinflammatory drugs (NSAIDs). Sangat membantu tapi memiliki efek samping yang tidak ringan. Pengkomsumsian yang terlalu sering apalagi dalam waktu yang lama dapat merusak lambung dan menimbulkan ketergantungan obat.

Pencegahan dan Omega-3
Rematik jelas lebih baik dicegah daripada diobati. Hindari segala faktor resiko dengan menjalani pola hidup sehat yaitu dengan :
1.Mengurangi asupan lemak hewani dan melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan fisik
2.Memilih olahraga yang aman dan selalu melakukan pemanasan sebelumnya
3.Terus berupaya mencapai dan mempertahankan berat badan ideal
Ancaman rematik dapat diminimalkan dengan mengkonsumsi asam lemak omega-3. Kajian ilmu gizi menyebutkan senyawa yang banyak terdapat pada kaang-kacangan dan minyak ikan serta berkhasiat menyehatkan jantung ini dapat menetralkan kelebihan zat lemak si penyebab radang sendi. Kelenturan sendi pun terjaga.

Omega-3 juga baik dikonsumsi oleh mereka yang terlanjur terkena rematik. Fungsinya mencagah pembengkakan sendi dan menahan pengikisan lapisan tulang rawan. Karena juga bermanfaat mengurangi rasa sakit serta turut memperbaiki kesehatan sendi, omega-3 turut membantu mengurangi ketergantungan penderita rematik terhadap obat-obatan pain killer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar